
JAKARTA, 9 April 2025 – Lazada, platform eCommerce terkemuka di Asia Tenggara, merilis laporan riset terbaru bertajuk “Menjembatani Kesenjangan AI: Persepsi dan Tren Adopsi Penjual Online di Asia Tenggara”. Laporan hasil kolaborasi dengan Kantar ini melibatkan 1.214 penjual dari enam negara—termasuk Indonesia—dan mengungkap bahwa 76% penjual di Asia Tenggara masih membutuhkan dukungan dalam mengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI).
Indonesia dan Vietnam Pimpin Adopsi AI
Hasil survei menunjukkan tingkat adopsi AI nyata di Asia Tenggara baru mencapai 37% dari keseluruhan operasional bisnis. Indonesia dan Vietnam mencatat angka tertinggi dengan 42%, diikuti Singapura dan Thailand (39%). Meski 68% penjual mengaku telah mengenal AI dan 47% menyatakan telah menggunakannya, terdapat kesenjangan nyata dalam implementasi. Di Indonesia, kesenjangan antara klaim penggunaan dan realisasi AI mencapai 10%.
Penjual Masih Hadapi Tantangan Implementasi
Sebanyak 89% responden mengakui AI mampu meningkatkan produktivitas. Namun, 61% masih meragukan efektivitas jangka panjangnya. Hambatan utama yang dihadapi penjual dalam mengadopsi AI adalah biaya dan proses implementasi yang kompleks.
Sebagian besar penjual (93%) menilai pentingnya peningkatan keterampilan tenaga kerja agar bisa memanfaatkan teknologi AI secara optimal. Namun, 75% menyebut bahwa karyawan masih lebih nyaman menggunakan sistem manual yang telah dikenal.
Kategori Penjual Berdasarkan Kesiapan AI
Laporan ini juga mengelompokkan penjual ke dalam tiga kategori kesiapan AI:
AI Adepts: Sudah mengadopsi AI di >80% operasional (Asia Tenggara 24%, Indonesia 29%)
AI Aspirants: Mengadopsi sebagian, namun belum merata (Asia Tenggara dan Indonesia sama-sama 50%)
AI Agnostics: Masih bergantung pada proses manual (Asia Tenggara 26%, Indonesia 21%)
Lazada Luncurkan Panduan dan Fitur AI Baru
Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, Lazada meluncurkan Online Sellers Artificial Intelligence Readiness Playbook, panduan praktis untuk membantu penjual mengintegrasikan AI ke dalam bisnis mereka.
Lazada juga memperkenalkan fitur-fitur baru berbasis Generative AI, seperti:
AI Smart Product Optimisation: Membantu penjual memperbaiki judul, deskripsi, dan foto produk secara otomatis.
AI-Powered Translations: Menerjemahkan konten produk ke berbagai bahasa lokal.
Lazzie Seller: Asisten AI yang menyediakan informasi, panduan, dan rekomendasi bisnis secara instan.
Pernyataan CEO Lazada Group
CEO Lazada Group, James Dong, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menjembatani kesenjangan digital di Asia Tenggara.
“Kami berupaya menjembatani kesenjangan ini dengan menyediakan solusi AI yang mudah diakses bagi setiap penjual di seluruh Asia Tenggara yang memiliki tantangan unik di setiap pasar. Solusi ini membuat teknologi dapat dimanfaatkan secara lebih luas dan mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan tanpa memandang ukuran bisnis atau kemampuan penjual,” ujar James Dong.
Laporan ini menegaskan pentingnya edukasi, pendampingan, dan solusi praktis dalam mendorong transformasi digital di sektor eCommerce. Lazada berharap upaya ini dapat membantu meningkatkan efisiensi, daya saing, dan pertumbuhan penjual di seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia. (SU)