MEDAN – Tahun 2023 merupakan bagian dari indikator peningkatan gaya hidup, teknologi hingga pola pikir masyarakat dunia termasuk Indonesia sebagai salah satu negara dengan populasi terbesar di dunia. Kota Medan sendiri turut berpartisipasi dalam mengikuti trend yang sedang terjadi di dunia sehingga secara tidak langsung memberikan berbagai efek yang bersifat deflasi (penurunan) akan beberapa faktor, salah satunya adalah nilai seni dan budaya leluhur.
Pelestarian dan daya tarik budaya Melayu menjadikan landasan utama Hotel Santika Dyandra Medan untuk turut andil berkontribusi melestarikan budaya Melayu di kota Medan. Budaya Melayu sebagai identitas asli suku di kota Medan sangat melekat pada nilai budaya warga Medan hingga peninggalan sejarah, Istana Maimun contohnya, sebagai landmark kota Medan menjadi daya pikat para turis lokal maupun internasional karena menjadi bukti sejarah budaya melayu di dunia.
Public Relations Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, Jeni, mengatakan hal ini dalam sebuah sharing session yang bertajuk “Budaya & Seni Melayu di Era Modernisasi.” Sharing session tersebut menghadirkan pembicara Ketua Umum Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid, Tengku Reizan Ivansyah, dan Khairul Adnan yang menjabat sebagai Executive Chef di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, dengan Herry Wahyudi sebagai moderator eksekutif, Kamis (20/072023).
Kegiatan ini diadakan dalam rangka perayaan HUT Kota Medan yang ke-433 pada bulan Juli. Kegiatan tersebut dikemas dalam program Melayu Berkharisma, yang bertujuan untuk memperkenalkan Budaya Melayu kepada masyarakat.
“Komitmen untuk berkontribusi itu diwujudkan Santika Dyandra Medan dengan berkolaborasi dengan pihak Istana Maimun menggelar kegiatan mengenalkan dan mengingatkan kebudayaan Melayu,” ungkap Jeni.
Ketua umum Yayasan Sultan Ma’moen Al Rasyid, Tengku Reizan Ivansyah menegaskan, kegiatan tersebut diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan atau mengingatkan kembali sejarah, seni dan kebudayaan Melayu, khususnya di kalangan generasi muda yang rentan terjerat dengan kebudayaan asing dan melupakan sejarah dan kebudayaan bangsa sendiri.
“Generasi muda diharapkan lebih peka lagi terhadap lingkungan sekitar, menjadi lebih kreatif untuk melestarikan budaya bangsa seperti Melayu,” katanya.
Pembicara lainnya, Khairul Adnan yang menjabat Executive Chef di Hotel Santika Premiere Dyandra Medan, menyebutkan, sebenarnya mengenal dan memperkuat dan mempertahankan kebudayaan khususnya suku sendiri dimulai dari keluarga di rumah.
Misalnya dari mengenalkan anak-anak makanan khas suku seperti Melayu. “Lewat makanan, anak-anak mengenal dan mencintai suku dengan seni dan budayanya,” katanya. (SU/PS)