LITERASI DIGITAL KABUPATEN DELI SERDANG – PROVINSI SUMATERA UTARA Rabu, 25 Agustus 2021, Jam 13.00 WIB

DELI SERDANG – Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Ditindak lanjuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021.

Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung.

Dalam Literasi Digital yang digelar Rabu, (25/08/2021), sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Sumatera Utara yaitu, H. Edy Rahmayadi., dan Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

  1. Virienia Puspita selaku Senior Lecture Binus University, pada pilar Kecakapan Digital memaparkan tema “Positif, Kreatif, Dan Aman Di Internet”.

Virienia menjabarkan internet positif, antara lain unggah karya dan kreatifitas, bangun komunikasi yang baik, bersikap ramah dan sosial, menjadi diri sendiri, memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai branding diri, serta berbagai ide dan informasi melalui jaringan virtual dan komunitas.

Aturan dasar bermedia sosial ialah jangan lakukan sesuatu di dunia maya yang dianggap salah, melanggar kesopanan, atau ilegal dalam kehidupan sehari-hari, perhatikan aturan UU ITE, serta perlakukan orang-orang di dunia maya sebagaimana anda berada di dunia nyata. Lakukan detoks media sosial saat terus menerus membandingkan diri dengan orang lain, mengikuti akun yang membuat diri merasa rendah diri, terobsesi dengan likes yang berlebihan, ketakutan saat membaca berita yang muncul di internet, serta mengalami interaksi online negatif.

Dilanjutkan dengan pilar Keamanan Digital, oleh Sekartaji Ayuwangi CH., CHT., CI seorang Psikoterapis Holistik.

Mengangkat tema “Digital Skill And Online Learning”, Sekartaji membahas manusia adalah makhluk adaptif dengan kemampuan adaptasi tinggi dalam berbagai dinamika alam, sosial, emosi dengan pondasi kecerdasan spiritual, kecerdasan emosi dan kecerdasan Intelektual. Kemampuan digital, antara lain kemampuan mengelola emosi, melepas emosi negatif, kemampuan memahami makna diri, kemampuan berpikir secara rasional, dan kecerdasan holistik.

“Menjaga keamanan digital, dengan cara lihat informasi apakah berdampak positif atau negatif, tidak klik sembarangan, aktifkan autentikasi dua faktor, serta tidak mudah terpancing dengan berita negatif atau ikut menyebarkannya,” ungkapnya.

Kemudian, ada pilar Budaya Digital, yang dibawakan oleh Anugrah Roby Syahputra selaku Pegiat Forum Lingkar Pena.

Memberikan materi dengan tema “Memahami Multikulturalisme Di Ruang Digital”, Roby menjelaskan multikulturalisme merupakan pandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan yang pluralis dan multikultural yang ada dalam kehidupan masyarakat.

“Tantangan multikulturalisme, mencakup menganggap budaya sendiri yang paling baik, mempercayai narasi bahwa terjadi benturan peradaban, serta memandang suatu ras tau etnis sendiri lebih baik dari etnos atau ras orang lain,” paparnya.

Gaya hidup multikultural, seperti menerima realitas keberagaman, tulus berkolaborasi dnegan siapa saja, serta memahami bahwa kemajuan kelompok lain adalah sumbangan positif untuk Negara. Gunakan internet secara sehat, dengan cara menghormati perbedaan pendapat maupun adat, mengunggah konten positif, memberikan komentar yang santun dan apresiatif, membudayakan saring sebelum membagikan, serta melazimkan kritik positif.

Narasumber terakhir pada pilar Etika Digital, adalah Dra. Ria Manurung, M.Si selaku Dosen FISIP USU dan Sosiologi.

Mengangkat tema “Cara Berinteraksi Dan Berkolaborasi Di Ruang Digital”, Ria menjelaskan Ruang virtual adalah ruang publik tidak jauh berbeda dengan ruang publik di dunia nyata. Hal yang harus masyarakat pahami adalah orang berada di ruang publik harus memiliki rasa nyaman dan tidak hidup dalam kondisi terintimidasi.

Sebagaimana masyarakat berinteraksi di dunia nyata maka masyarakat juga melakukan hal yang sama di ruang virtual. Media sosial adalah media yang dapat dijadikan untuk membangun jejaring sosial oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat menjaga integritas diri melalui pernyataan atau interaksi yang dilakukan di media sosial.

“Hal yang harus diingat ialah ada aturan yang tidak tertulis dalam berinteraksi adalah menggunakan bahasa yang sopan dan santun,” jelasnya.

Cara berinteraksi dan berkolaborasi di ruang digital, antara lain ketika interaksi terjadi di media sosial maka interaksi ini akan menjadi identitas atau citra diri di kalangan komunitas, masyarakat memiliki kekuasaan lebih kuat di ruang virtual harus mampu mengendalikan kekuasaan, menjaga kondisi interaksi yang sedang berlangsung, karena interaksi dapat terjadi tanpa ada batasan peserta diskusi,serta menjaga privacy orang lain yang menjadi teman berinteraksi.

Webinar diakhiri, oleh Theresia Jennifer Sheren seorang konten Kreator, Penyanyi, dan Influencer dengan Followers 14,4 Ribu. Theresia menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa internet positif, antara lain unggah karya dan kreatifitas, bangun komunikasi yang baik, bersikap ramah dan sosial, menjadi diri sendiri, memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai branding diri, serta berbagai ide dan informasi melalui jaringan virtual dan komunitas.

Menjaga keamanan digital, dengan cara lihat informasi apakah berdampak positif atau negatif, tidak klik sembarangan, aktifkan autentikasi dua faktor, serta tidak mudah terpancing dengan berita negatif atau ikut menyebarkannya.

Gunakan internet secara sehat, dengan cara menghormati perbedaan pendapat maupun adat, mengunggah konten positif, memberikan komentar yang santun dan apresiatif, membudayakan saring sebelum membagikan, serta melazimkan kritik positif. Media sosial adalah media yang dapat dijadikan untuk membangun jejaring sosial oleh karena itu sangat penting bagi masyarakat menjaga integritas diri melalui pernyataan atau interaksi yang dilakukan di media sosial.(SU/CM)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here