LITERASI DIGITAL KABUPATEN LABUHAN BATU – PROVINSI SUMATERA UTARA Sabtu, 31 Juli 2021, Jam 14.00 WIB

LABUHAN BATU – Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II.

Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Dalam Literasi Digital yang digelar Sabtu, (31/7/2021), sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Sumatera Utara yaitu, H. Edi Rahmayadi., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Presiden RI, Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Indira Wibowo selaku Public Speaker, Duta Wisata Indonesia, dan Owner @mydearscraft, pada sesi Kecakapan Digital memaparkan tema “Positif, Kreatif, Dan Aman Di Internet”.

Indira menjelaskan kekerasan berbasis gender online merupakan kekerasan yang difasilitasi teknologi. Jenisnya meliputi, pendekatan untuk memperdaya, pelecehan online, peretasan, konten illegal, pelanggaran privasi, ancaman distribusi foto atau video pribadi, pencemaran nama baik, dan rekruitmen online.

Aktivitas kekerasan berbasis gender online di antaranya, pelanggaran privasi, pengawasan dan pemantauan, perusakan reputasi atau kredibilitas, pelecehan, ancaman dan kekerasan langsung, serta serangan pada komunitas tertentu.

Kekerasan berbasis gender online bertujuan untuk menyakiti psikologis, menyakiti fisik, instrumental, dan penegakan norma. Gunakanlah kemampuan untuk melindungi privasi di media digital dengan cara, menggunakan beberapa akun untuk memisahkan hal pribadi, membuat password yang kuat dan menyalakan verifikasi login dengan dua step, cek ulang pengaturan privasi di media sosial, hindari berbagi lokasi secara real time, tidak membuka link dari pihak yang tidak dikenal, serta jaga kerahasiaan PIN atau password.

Dilanjutkan dengan sesi Keamanan Digital, oleh Tiro Sanchabakhtiar selaku Founder Planet Design Indonesia.

Mengangkat tema “Fungsi Keamanan Dari Pin, Password, Two Factor Authentication, Dan OTP”.

Tiro menjelaskan keamanan digital meliputi, password atau PIN apapun, nomor identitas, dan nomor kartu kredit. Cara untuk menjaga keamanan digital di antaranya, mempunyai password atau PIN dengan dua sampai tiga kombinasi yang unik dan bisa dihafal untuk diberbagai media sosial, email, dan bank online. Jangan sampai salah atau terlalu susah membuat PIN karena jika salah dalam memasukan PIN sebanyak tiga kali dapat mengakibatkan kartu kredit terblokir.

Keamanan unggah foto dan data pribadi dengan cara, tidak unggah foto KTP, SIM, passport, tiket pesawat, atau segala dokumen yang tertera nomer, kode, atau QR khusus. Tidak unggah foto vulgar atau terbuka baik anak kecil maupun dewasa karena, foto-foto tersebut dapat beredar dimana saja dan kapan saja.

Menurutnya, kecanggihan teknologi dapat memanfaatkan data khusus tersebut untuk dimanipulasi menjadi pemalsuan bahkan bahan fitnah. Masyarakat tidak boleh lalai pada dunia maya.

Kemudian, ada sesi Budaya Digital, oleh Sugianto selaku Ketua Dewan Kesehatan Rakyat Sumatera Utara yang memberikan materi dengan tema “Peran Literasi Digital Untuk Mengubah Mindset Konsumtif Menjadi Lebih Produktif”.

Sugianto membahas dunia digital sudah merambah ke segala lini kehidupan, bahkan hingga Persoalan yang sederhana sekalipun. Hal ini membuktikan pergerakan hidup ke era digital semakin nyata. Gejala-gejala transformasi di Indonesia sudah terlihat saat ini, misalnya, bisnis, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Bisnis, seperti toko konvensional sudah mulai tergantikan dengan model bisnis marketplace.

Pekerjaan, seperti kurir antar jasa pengiriman. Kehidupan sosial, seperti interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat lambat laun sudah tergantikan dengan media sosial.

Selain kemudahan dan berbagai manfaat yang dihasilkan dari kemajuan teknologi digital, juga bisa memunculkan persoalan budaya negatif di masyarakat, jika tidak bijak menyikapinya. Budaya konsumtif, meliputi membeli produk hanya untuk status, membeli produk karena terperdaya iklan atau endorsement, dan selalu mengikuti tren.

Cara menggunakan kemajuan digital untuk menjadi lebih produktif, antara lain ambil keuntungan dengan semakin mudahnya menjalin relasi, manfaatkan digitalisasi untuk diversifikasi pekerjaan, manfaatkan kemudahan dalam mengerjakan tugas, dan manfaatkan untuk mengasah kemampuan berpikir.

Narasumber terakhir pada sesi Etika Digital, adalah Jumadi, S.Pd., M.M selaku Kepala Cabang Dinas Pendidikan Ranrauprapat.

Mengangkat tema “Bebas Namun Terbatas: Berekspresi Di Media Sosial”, Jumadi menjelaskan Sosial media adalah sebuah media untuk bersosialisasi satu sama lain dan dilakukan secara online yang memungkinkan manusia untuk saling berinteraksi tanpa dibatasi ruang dan waktu.

Apabila masyarakat dapat memanfaatkan media sosial, banyak sekali manfaat yang didapat, sebagai media pemasaran, dagang, mencari koneksi, memperluas pertemanan, dan sebagainya. Tetapi, apabila masyarakat yang dimanfaatkan oleh media sosial baik secara langsung ataupun tidak langsung, tidak sedikit pula kerugian yang akan di dapat seperti kecanduan, sulit bergaul di dunia nyata, autis, dan sebagainya.

Media sosial memang merupakan sarana untuk mewujudkan kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi. Namun, perlu ditegaskan bahwa kebebasan berpendapat atau kebebasan berekspresi melalui media mana pun tidak pernah sebebas-bebasnya tanpa batas dan etika. Ruang publik ada milik semua orang, oleh karena itu siapa pun yang berbicara di ruang publik harus memiliki kedewasaan, sikap bertanggung-jawab dan mampu berempati kepada orang lain.

Sangat penting untuk mengingatkan kepada semua pihak, khususnya unsur-unsur politik untuk tidak menggunakan media sosial maupun media massa sebagai sarana untuk menebarkan sikap permusuhan, kebencian, sikap acuh-tak-acuh yang berdimensi politik, agama, etnis maupun golongan.

Webinar diakhiri, oleh Veren Valencia, S.Kom selaku Konten Kreator, Kreatif Desainer, dan Influencer dengan Followers 20,1 Ribu.

Veren menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa gunakanlah kemampuan untuk melindungi privasi di media digital dengan cara, menggunakan beberapa akun untuk memisahkan hal pribadi, membuat password yang kuat dan menyalakan verifikasi login dengan dua step, cek ulang pengaturan privasi di media sosial, hindari berbagi lokasi secara real time, tidak membuka link dari pihak yang tidak dikenal, serta jaga kerahasiaan PIN atau password.

Tidak unggah foto vulgar atau terbuka baik anak kecil maupun dewasa karena, foto-foto tersebut dapat beredar dimana saja dan kapan saja.

Kecanggihan teknologi dapat memanfaatkan data khusus tersebut untuk dimanipulasi menjadi pemalsuan bahkan bahan fitnah. Masyarakat tidak boleh lalai pada dunia maya.

Cara menggunakan kemajuan digital untuk menjadi lebih produktif, antara lain ambil keuntungan dengan semakin mudahnya menjalin relasi, manfaatkan digitalisasi untuk diversifikasi pekerjaan, manfaatkan kemudahan dalam mengerjakan tugas, dan manfaatkan untuk mengasah kemampuan berpikir.

Kebebasan berpendapat atau kebebasan berekspresi melalui media mana pun tidak pernah sebebas-bebasnya tanpa batas dan etika. Ruang publik ada milik semua orang, oleh karena itu siapa pun yang berbicara di ruang publik harus memiliki kedewasaan, sikap bertanggung-jawab dan mampu berempati kepada orang lain.(SU/CM)

 

 

 

 

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here