LITERASI DIGITAL KABUPATEN LABUHAN BATU – PROVINSI SUMATERA UTARA Selasa, 6 Juli 2021, Jam 13.00 WIB

LABUHAN BATU – Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II.

Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Dalam Literasi Digital yang digelar Selasa, (6/7/2021),  bertindak sebagai Keynote Speaker, Bupati Kabupaten Labuhan Batu yaitu Mulyadi Simatupang, S.Pi., M.Si., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Presiden RI, Joko Widodo juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Bupati Kabupaten Labuhan Batu, Mulyadi Simatupang, S.PI., M.SI, pada sesi Digital Ethics mengupas tema “Pentingnya Pemahaman Membedakan Informasi Hoax”. Mulyadi membahas cara mengidentifikasi berita hoax dengan cara, hati-hati dengan judul provokatif, cermati alamat situs, periksa fakta, cek keaslian foto, dan ikut serta grup diskusi anti-hoax.

“Hoax merupakan berita bohong yang disengaja, berita yang menghasut, dan berita yang menyudutkan. Akibat dari berita hoax salah satunya dapat merugikan masyarakat dan menggangu pembangunan Nasional, juga menimbulkan perpecahan,” ujarnya

Dilanjutkan dengan sesi Digital Culture, oleh Rajid Yuliawan, S.Kom, selaku Plt. Kadis Kominfo Labuhan Batu.

Memaparkan tema “Memahami Batasan Dalam Kebebasan Berekspresi Di Dunia Digital”, Rajid menjelaskan kebebasan berekspresi di dunia digital merupakan sarana untuk mewujudkan kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi, namun perlu ditegaskan bahwa kebebasan berpendapat melalui media tidak pernah sebebas-bebasnya tanpa batas etika.

“Cara menyampaikan kebebasan berekespresi di dunia digital adalah hindari opini provokatif, mengetahui isu secara detail, memikirkan kembali pendapat, juga sopan dan santun. Kebebasan berkekspresi perlu dijamin dan dilindungi, namun yang diinginkan adalah kebebasan yang bertanggung jawab,” ungkapnya.

Literasi digital dilanjutkan dengan Sesi Digital Skill, dibawakan oleh Indira Wibowo selaku Public Speaker, Duta Wisata Indonesia 2017, dan Owner @mydearscarft.

Memberikan materi dengan tema “Tren Pekerja Dan Usaha Di Dunia Digital”, Indira memaparkan beberapa tren pekerjaan seperti, rekruitmen yang diadakan secara online dan bekerja dari rumah. Sedangkan, untuk tren usaha mencakup e-commers, marketplace, dan social media marketing. Digital skill yang harus dikuasai berupa coding, web development, dan big data analyst. “Untuk soft kill yang harus dikuasai berupa, berfikir kritis, kreatifitas, kolaborasi, dan komunikasi. Skill yang harus dimiliki di masa digital adalah komunikasi secara professional lewat sosial media dan kemampuan marketing dan promosi lewat internet,” paparnya.

Narasumber terakhir pada sesi Digital Safety, oleh Deny Sutrisno, S.Pd.I selaku Relawan TIK. Deny mengangkat tema “Jenis-Jenis Penipuan Di Internet Dan Cara Menghindarinya”.

Ia memaparkan jenis penipuan di internet seperti phishing, yang merupakan upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan.

“Tips menghindari penipuan online adalah hindari kata sandi yang mudah ditebak, mengamankan diri dengan lebih dari satu akses keamanan, memperbarui diri dengan informasi mengenai penipuan dan keamanan digital, juga gunakan Antivirus. Pemeriksaan dan pengaduan dapat dilakukan melalui s.id/laporankonten, s.id/periksausaha, dan s.id/periksarekening,” jelasnya.

Webinar diakhiri oleh Fahrunnisa Dhea, seorang Influencer dengan followers 10,6 ribu. Fahrunnisa menyimpulkan hasil webinar dari para narasumber yaitu, mengidentifikasi berita hoax dengan cara berhati-hati dan tidak mudah percaya dengan berita yang menyudutkan, menyampaikan kebebasan berekspresi dengan etika, menguasai tren pekerjaan hard skill dan soft kill untuk usaha di dunia digital, dan menghindari penipuan online dengan mengamankan diri dengan lebih dari satu akses keamanan.(SU/CM)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here