Karnaval budaya (Republika)

KEMERDEKAAN Indonesia sudah menginjak usia 76 tahun tepat pada 17 Agutus 2021 yang ditandai dengan berkibarnya bendera merah putih di setiap rumah dan gang-gang yang ada di sekitar kita. Antusias masyarakat dalam menyambut hari kemerdekaan sangat luar biasa sekali di tengah permasalahan pandemi yang tak kunjung hilang dari hadapan kita semua.

Semangat kemerdekaan ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin dalam merefleksikan semangat kemerdekaan yang di bawa oleh para pendahulu kita, yang di pimpin seorang proklamator soekarno. yaitu semangat kemerdekaan bagi seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Kemajemukan apapun istilah yang digunakan untuk menyebutnya bhinneka. Itulah yang seharusnya dilakukan setiap anak bangsa Indonesia. Kemajemukan adalah rahmat dan berkah bagi Tanah Air dan bangsa ini. Alasannya sederhana saja, karena kemajemukan adalah sebuah hukum alam, dan negara ini sangat beruntung memilikinya.

Tidak banyak negara atau bangsa yang seberuntung Indonesia, yang memiliki kemajemukan yang penuh dengan kekayaan budaya yang tidak ternilai. Atas dasar itu, merayakan kemajemukan adalah merawat Indonesia. Tak akan ada sebuah entitas bangsa dan negara yang bernama Indonesia, jika tidak ada kemajemukan dan jika yang ada hanyalah ke-ikaan, ketunggalan atau monokulturalisme.

Desentralisasi kekuasaan sebagai keputusan politik nasional ternyata kemudian disadari menimbulkan efek yang kontra produktif apabila dilihat dari perspektif kesatuan dan integrasi nasional suatu bangsa besar yang isinya luar biasa beranekaragam suku bangsa, agama, kemampuan ekonomi, dan bahkan ras yang tersebar dalam wilayah geografi yang sangat luas.

Kondisi atribut-atribut ini menjadikan semakin rumit terlebih jika isu mayoritas-minoritas, Kalau di masa lalu, kekuatan pengikat keanekaragaman itu adalah politik sentralisasi yang berpusat pada kekuasaan pemerintah yang otoritarian, maka dalam suasana desentralisasi kekuasaan atau otonomi daerah kekuatan pengikat otoritarian tersebut didekonstruksi dan harus digantikan oleh suatu pengikat baru yang relevan.

Multikulturalisme menjadi suatu kebutuhan bersama apabila kita mengakui realitas heterogenitas dalam masyarakat. peran serta masyarakat memainkan peran yang sangat penting untuk mendorong agar kemajemukan di Indonesia dapat tampil sebagai suatu kekuatan untuk membangun bangsa dan negara.

Oleh karena itu, di usia kemerdekaan yang sudah mulai menua seharusnya menunjukan sebuah keadilan dan kesejahteraan yang merata bagi seluruh warga negara terutama dalam penyelesaian konflik-konflik yang terjadi di tanah air. Ini sangat penting dilakukan untuk keberlanjutan hidup bangsa Indonesia dalam jangka panjang.

Masalah Pandemi Covid-19 telah memberikan dampak yang signifikan dalam segala segi kehidupan masyarakat seperti dalam bidang kesehatan, pendidikan, sosial, ekonomi. COVID-19 memberikan dampak yang sangat masif dalam segala sendi kehidupan. Dalam bidang pendidikan, COVID-19 telah mengubah model pembelajaran menjadi pembelajaran jarak jauh atau online learning. Dalam bidang sosial, banyak pekerjaan kehilangan pekerjaan karena COVID-19. Fenomena ini sudah berlangsung hamper 2 tahun  dan sangat mempengaruhi kehidupan dan kebiasaan hidup masyarakat.

Reaksi sosial dalam penanganan virus covid 19 yang dinilai tidak mendapatkan titik temu dalam penyelesaian virus covid 19 mempengaruhi kepercayaan masayarakat terhadap pemerintah yang membutuhkan kepastian untuk Indonesia kembali normal seperti kehidupan sebelum adanya pandemic.

Reaksi sosial ini menjalar hamper ke seluruh wilayah secara menyeluruh sampai ke daerah-daerah dan secara tidak langsung mengakibatkan banyak perselisihan di kubu masyarakat antara yang pro dengan pemerintah dan orang-orang yang sudah mulai resah dengan kebijakan pemerintah dan terkadang sampai menyerempet kearah isu-isu keagamaan sehingga sering kali menimbulkan suasana semakin panas di tengah pandemic.

Di hari HUT kemerdekaan indonesia ke 76 ini, perlu adanya refleksi semangat kemerdekaan untuk menyatukan kembali semangat membangun persaudaraan di tengah perbedaan suku, agama dan budaya yang kaya di Indonesia untuk bersama-sama bangkit melawan virus covid 19 sehingga permasalahan-permasalahan yang ada di daerah tertinggal dan masalah keadilan kesejahteraan yang telah lama terbengkalai karena permasalahan pandemic.

Semangat perbedaan ini tidak dapat diwujudkan hanya dengan kesadaran masyarakat sendiri, tetapi juga kesadaran pemerintah dalam menjaga persatuan melalui kebijakan-kebijakan yang dapat mempersatukan rakyat dengan mengambil kebijakan ekonomi yang pro rakyat serta melakukan dialog kepada masayarakat menampung segala aspirasi tanpa tebang pilih dan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat yang kurang memahami informasi tentang pandemic, sehingga masyarakat dapat memahami dan membantu pemerintah dalam penanggulangan pandemi dan menjaga kerukunan dan persatuan di tubuh masyarakat.(*)

 

Penulis: Muallif Masyhuri
Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Sumut
Peserta LK III tingkat Nasional Badko HMI Papua-papua Barat

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here