LITERASI DIGITAL KABUPATEN SIMALUNGUN – PROVINSI SUMATERA UTARA Rabu, 7 Juli 2021, Jam 09.00 WIB

SIMALUNGUN – Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II.

Kegiatan ini dilaksanakan mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Dalam Literasi Digital yang digelar Rabu, (7/7/2021), sebagai Keynote Speaker, Bupati Kabupaten Simalungun yaitu Radiapoh Hasiholan Sinaga, SH, memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Presiden RI, Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

Charlie M Sianipar selaku CEO Galaseo Digital Marketing Agency Indonesia, pada sesi Etika Digital mengangkat tema “Informasi Digital, Identitas Digital, Dan Jejak Digital Dalam Media Sosial”.

Charlie menjelaskan tujuan dan media penyebaran hoax dengan mengadu domba, menyebarkan fitnah, dan mencemarkan nama baik, serta membuat cemas.

“Hoax paling banyak disebar asalah sosial politik, kesehatan, SARA. Karena, isu inilah yang paten dan jitu untuk memecah belah. Media penyebar hoax lewat platform digital daring melalui media sosial, whatsapp, meme, dan situs kaleng-kaleng,” ungkapnya.

Hukuman penyebar hoax dapat terancam pasal 28 ayat 1 UU ITE. Konsekuensi yang dirasakan dapat menciptakan kecemasan, kebencian, dan permusuhan, sumber yang tidak jelas dan tidak ada yang bisa dimintai tanggung jawab,

Dilanjutkan dengan sesi Budaya Digital, oleh Tigor Munte selaku Pegiat Media. Mengangkat tema “Mengenal Lebih Jauh Cara Menyuarakan Pendapat Di Dunia Digital”, Tigor membahas  bentuk dari hoax dapat berupa tulisan, foto, dan video.

“Sikap yang harus dilakukan harus bersikap skeptis, periksa waktu penerbitan, belajar menilai kabar, tanya pada ahli, dan periksa status verifikasi. Produksi hoax yang sifatnya destruktif dan negative harus terus dilawan oleh semua elemen masyarakat,” jelasnya.

Literasi Digital dilanjutkan Sesi Kecakapan Digital, oleh Muhamad Ridwan Arif, M.Pd selaku RTIK Indonesia dan Praktisi Pendidikan. Ridwan memberikan materi dengan tema “Basic Digital Skill For Employment: Tools And Tips”.

Ridwan memaparkan pengetahuan dan memahami jenis-jenis perangkat keras dan perangkat lunak (perangkat  dan fitur proteksi). Mesin pencari, dengan mengetahui jenis-jenis mesin pencarian informasi, cara penggunaan, dan memilah data, mengetahui cara mengakses dan memilah data data di mesin pencarian informasi. Salah satu tantangannya ialah peredaran data dan informasi tanpa batas ruang dan waktu. Peluang yang didapat ialah sebagai media untuk belajar dan berkarya.

Narasumber terakhir pada sesi Keamanan Digital adalah Abdullah Umar selaku Pegiat Literasi Digital dan RTIK Blitar. Mengangkat tema “Tips Dan Pentingnya Internet Sehat”, Umar memaparkan efek negatif teknologi digital pada anak seperti, tumbuh menjadi pribadi yang egois dan sulit bergaul, serta aktifitas fisik anak yang berkurang, terlalu banyak bermain di perangkat digital.

“Tanamkan etika di era digital dengan cara mengajak kritis menyikapi informasi, menanamkan etika berkomunikasi di media sosial, dan memperkenalkan keanekaragaman dan situasi ekonomi,” paparnya.

Ia menambahkan, jadikan anak sebagai pengguna internet anti-hoax dengan memberikan alasan utama mengakses internet seperti, update informasi, pekerjaan, waktu luang,  hiburan, bisnis, dan pendidikan. Langkah yang dapat dilakukan untuk menghindari hoax adalah cek sumber berita, berbagi informasi, tidak terprovokasi, bandingkan informasi, dan perbanyak membaca.

Webinar diakhiri oleh Michelle Wanda sebagai Aktris, Presenter, dan Influencer dengan followers 46,7 ribu. Michelle menyimpulkan materi yang sudah dibahas para narasumber ialah dan pentingnya berkiprah di dunia digital yang memiliki informasi tidak terbendung, suarakan pendapat di dunia digital.

“Informasi, identitas, dan jejak digital semua sosial media di periksa kembali demi menjaga keamanan. Tidak mudah kemakan hoax dengan cara mencari sumber berita, perbanyak membaca, dan tidak terprovokasi,” pungkasnya.(SU/CM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here