Dosen Institut Kesehatan Helvetia Berbagi Pengetahuan Soal Makanan Pendamping ASI

MEDAN – Penting bagi ibu yang memiliki bayi untuk mengetahui makanan pendamping Air Susu Ibu (ASI) untuk buah hati. Hal itu tentunya untuk penyeimbang asupan gizi bagi tubuh sang bayi.

Untuk itu, Dosen Institut Kesehatan Helvetia Endryani Syafitri, SKM.M.Kes, tergerak untuk menggelar pengabdian kepada masyarakat. Acara penyuluhan ini digelar di Klinik Ratna Medan, Jalan Karya Gang Salak No.8, Kelurahan Karangberombak, Kecamatan Medan Barat, Sabtu (22/8/2020).

Mengangkat tema “Pengetahuan Ibu Menyusui dalam Menyusun Makanan Pendamping ASI”, acara ini diketuai oleh Endryani Syafitri SKM. M.Kes dibantu anggota: Muthia Sari Mardha,SST. M.Kes, Ivansri Marsaulina Panjaitan, SST. M.Kes, Noni Yohana dan Rafni Apriani Ziliwu.

Acara ini diikuti para ibu menyusui yang memiliki bayi 6-24 bulan dan dibantu oleh Pimpinan Klinik Ratna Medan.

Endriyani mengungkapkan, tujuan penyuluhan ini untuk memberikan pengetahuan kepada ibu menyusui dalam menyusun makanan pendamping ASI.

“Bagi para ibu yang memiliki bayi, pengetahuan ini penting agar sang bayi terpenuhi gizinya. Sehingga tubuhnya sehat, dan tumbuh dan berkembang dengan baik,” ujarnya.

Ia melanjutkan, di acara ini kita memaparkan secara bertahap, baik jenis makaman, porsi, frekuensi, bentuk dan jumlahnya.

“Selain itu, soal kebersihannya dan aman mudah dicerna oleh bayi dan memperkenalkan pola makan dan mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk. Kemudian mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan, mencoba beradaptasi dengan makanan energi tinggi,” ungkap Endriyani.

Pimpinan Klinik Ratna Medan mengatakan, dengam adanya penyuluham ini peserta yang terdiri dari ibu yang memiliki bayi 6-24 bulan mendapat pengetahuan tentang menyusun makanan pendamping ASI.

“Ibu-ibu yang memiliki bayi harusnya memiliki pengetahuan soal asupan yang baik untuk bayi. Maka dari, kita dengam senang hati menggelar acara ini. Semoga ilmu yang didapat bisa diterapkan, sehingga berdampak pada penurunan kasus bayi gizi buruk,” pungkasnya. (Adv/SU)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here