KKN Back To Village Unej Bantu UMKM Menghadapi New Normal

SAMOSIR – Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diusung oleh beberapa universitas tahun ini sedikit berbeda dibanding tahun sebelumnya dikarenakan pandemi Covid-19. Pelaksanaannya pun dilakukan secara individu di daerah domisili masing-masing mahasiswa. Termasuk Universitas Negeri Jember (Unej) yang menggagas KKN tematik Back to Village dengan peserta sebanyak 3.997 mahasiswa.

KKN Unej terdiri dari 5 program/tema yakni Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19, Program Inovasi Tehnologi/informasi dalam Penanganan Covid-19, Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penanganan Covid-19, Program Inovasi Pendukung Pembelajaran Anak Sekolah saat Covid-19, dan Program Kemanusiaan Pencegahan Covid-19.

Iwan Taruna, Rektor Universitas Jember, menyatakan, mahasiswa Unej yang mengikuti KKN Back to Village diharapkan dapat menghasilkan suatu kontribusi positif terhadap pembangunan desa.

“Pada kegiatan KKN ini mahasiswa yang kembali ke desanya diharapkan tetap dapat mengamalkan salah satu pilar perguruan tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Mengabdikan diri sebagai bentuk pengamalan Tridharma Perguruan Tinggi,” ujarnya.

Iwan menambahkan, dalam situasi Covid-19 ini mahasiswa diharapkan mampu mencari solusi di tengah kesulitan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Adapun tema tematik yang diusung oleh mahasiswa yang mengikuti KKN Back to Village ialah program pemberdayaan wirausaha masyarakat/ UMKM terdampak Covid-19,” ungkapnya.

Seorang mahasiswi Jurusan Administrasi Bisnis Unej bernama Nurfaizah menjadi salah satu mahasiswi yang mengusung tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat/ UMKM Terdampak Covid-19. Bertempat tinggal di Desa Martoba Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara, Faizah berupaya membantu salah satu UMKM dalam mengembangkan inovasi produk dan pemasaran.

Ia mengungkapkan, seperti diketahui, Desa Martoba yang berada di Kabupaten Samosir termasuk salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang unggul pada sektor pariwisatanya serta banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara. Sejalan pula dengan penetapan Danau Toba dan sekitarnya sebagai Kawasan Stretegis Nasional dan penetapan Geopark Kaldera Toba sebagai Geopark Nasional dalam mengembangkan Kabupaten Samosir sebagai daerah tujuan wisata.

Sasaran sudah mualai menerapkan protokol kesehatan, memakai maker saat melayani tamu

“Sebagian besar warga Desa Martoba bermata pencaharian sebagai petani, nelayan dan sebagian lagi wiraswasta. Desa Martoba saat ini membutuhkan dukungan pengembangan semua sektor pariwisata, salah satu sektor yang mendukung pengembangan pariwisata ini adalah sektor UMKM, khususnya dapat berupa restoran dan rumah makan,” ujarnya.

Namun, tambah Faizah, dengan munculnya pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan bahkan dunia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dengan ada kebijakan tersebut, tentu berdampak pada aktivitas wirausaha, di mana penjualan menurun dan pemenuhan bahan baku terhambat karena adanya penutupan wilayah dan pembatasan kegiatan.

“Tidak luput dari dampak pandemi ini, beberapa sektor kuliner yang ada di Desa Martoba maupun di seluruh Samosir juga merasakan kerugian akibat wabah ini. Beberapa restoran dan rumah makan bahkan ada yang tutup, namun masih ada juga yang buka meskipun pembeli tidak seramai biasanya,” ungkapnta.

Salah satu restoran yang terdampak adalah Buddhas Cafe Vegan, yang merupakan kafe dan resto yang menyediakan kuliner nusantara bagi vegetarian.

“Jadi Buddhas Cafe Vegan yang biasa disebut Cafe Borobudur yang menyediakan berbagai kuliner nusantara dan tempat yang nyaman dengan target pasar wisatawan cukup merasakan dampak dari pandemi Covid-19. Buddhas Cafe Vegan memiliki kendala dalam pemasarannya, mereka tidak melakukan kegiatan promosi terhadap usahanya,” ucap Faizah.

Maka dari itu, ia berharap, melalui KKN Back to Village Buddhas Cafe Vegan akan terbantu. Di antaranya dengan pengembangan inovasi pemasaran kuliner nusantara vegetarian menggunakan media sosial di waktu new normal saat ini.

“Selain itu, mendampingi sasaran dalam menyesuaikan segala kegiatan produksi dengan protokol kesehtaan yang berlaku dengan harapan mampu membantu Buddhas Cafe Vegan dalam memajukan usahanya yang juga dapat mengenalkan Buddhas Cafe Vegan sebagai keunggulan Desa Martoba dan sektor pariwisata Samosir,” pungkasnya. (SU/TM)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here